HUT Ke 7, Seram bagian Timur Mendobrak Isolasi

Sekitar tujuh tahun yang lalu Seram Bagian Timur (SBT) hanya punya empat kilometer jalan. Kini, sudah membangun 532 km jalan dan 60 buah jembatan. Banyak akses dibuka.

Sieperti apa rasanya di-isolasi? Sekali waktu i cobalah masuk dalam sebuah kamar yang benar-benar gelap. Cukup sepuluh menit saja. Tak bisa melihat hari, tak bisa melihat jam, apalagi pemandangan luar kamar. Semuanya hitam, gelap dan tentunya terbatas. Barang-kali katak di dalam tempurung yang sempit dan gelap itu juga berpandangan dunia hanya sebatas tempurung. Itulah isolasi. "Bayangkan saja, sejak resmidimekarkan, Kabupaten Seram Bagian Timur tak punya apa-apa. Hanya ada jalan sepanjang empat kilometer," kata Abdullah Vanath Bupati SBT. Panjang empat kilometer tentunya tak lebih dari sepersen saja dari total kebutuhan jalan yang ada.


Bagaimana mungkin jalan sepanjang empat kilo meter bisa menghubungkan enam kecamatan dan 84 buah desa. SBT sampai dengan tahun 2005 masih sebuah daerah yang tersekat-sekat. "Prioritas saya adalah mem-buat jalan dan jembatan. Membuka isolasi, menghubungkan antar kecamatan, memudahkan orang mendatangi SBT. Selama lima tahun ini sampai dengan 2006 SBT telah ada 532,20 kilo meter jalan. Rinciannya jalan aspal 24,75 kilo meter, jalan sirtu (jalan tanah yang sudah diperkeras) 178,20 kilo meter, jalan semen enam kilo meter dan jalan tanah 121 kilo meter. Dari jembatan yang berjumlah 256 unit dengan panjang bentangan 8.562 meter, telah dirampungkan 60 unit jembatan," kata Abdullah.

Jembatan, jalan amat vital. Bayangkan saja, dulunya orang harus menunggu berhari-hari dipinggir sungai bila hujan sedang melanda SBT. Anas yang deras tidak memungkinkan kendaraan melintas. Celakanya lagi, tidak hanya satu kali melintasi sungai tapi lebih dari 20 kali harus menyeberangi sungai.

Ada yang berbeda di Januari 2010. Bula, yang dulu-nnya gelap, terpencil, tak ada jalan, penuh pohon besar telah berubah jadi kota yang telah dikitari jalan berhot mix. Kendaraan berseliweran, baik itu roda empat maupun roda dua. Becak dan sepeda juga mudah ditemui. Tanggal 17 Januari 2010 jadi tanggal penting bagi seluruh warga SBT. Tepat tujuhtahun yang lalu, SBT resmi jadi kabupaten.

Peringatan berdirinya SBT dirayakan dengan meriah. Tak hanya oleh pemerintah kabupaten saja, tetapi seluruh warga terlibat. Mulai dari gerak jalan sampai lomba memasak. Hiburan juga tak ketinggalan. Band terkenal dari ibukota seperti GIGI, DMasiv diundang untuk memeriahkan perayaan. Inilah secuil tanda bahwa kini, SBT telah berhasil mendobrak tembok-tembok isolasi yang yang duluya menjulang tinggi.

Perayaan HUT ke-7 ini jadi penanda bahwa SBT telah mudah didatangi banyak orang. "Saat ini jauh lebih mudah datang ke SBT. Tak hanya isolasi jalan yang dibuka, isolasi komunikasi juga diruntuhkan. Sekarang orang bisa bercakap-cakap dengan telepon genggam. Beberapa operator sudah beroperasi. Kini tak lagi t tinggal informasi. Dulu, Kil lelayu saja banal B1*tiga hari seteljlfl |pun kalau tidi iryang menghalau kigK0t pos," kata Abdullah M

SBT 2011 berbeda datujuh tahun yang lalu. Setiap perayaan HUT selalu jadi tanda bagi seluruh masyarakat SBT bahwa mereka sudah berhasil meruntuhkan isolasi sekaligus meneruskan upaya membangun daerah yang berlimpah dengan hasil laut, tambang minyak dan hasil hutan.

Tahun demi tahun, SBT membuka tirai yang menutupi jendela, sedikit demi sedikit cahaya yang masuk menyadarkan warga masyarakat betapa kaya dan melimpah sumber daya yang dimilikinya. Warga SBT tak lagi berada di kamar gelap. Sedikit demi sedikit ada cahaya yang masuk. Bisa melihat apa yang didalam dan bisa menikmati pemandangan yang ada di luar. Selamat Ulang Tahun SBT. Selamat membangun! INFORIAL

ABULLAH

Sumber :
http://bataviase.co.id/node/546800